Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas didefinisikan sebagai kondisi penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh, yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada individu. Obesitas telah dikategorikan sebagai penyakit global. Obesitas dapat terjadi akibat ketidakseimbangan asupan energi, di mana kalori yang masuk jauh melebihi kalori yang keluar.
Seseorang dengan obesitas berkepanjangan memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes melitus, tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung koroner, dan stroke. Obesitas juga meningkatkan risiko kanker usus besar dan prostat pada pria, serta kanker payudara dan leher rahim pada wanita. Betapa mengerikannya hal ini? Obesitas juga dapat mengganggu kesehatan mental penderitanya, seperti penurunan rasa percaya diri, kecenderungan malas bergerak, dan sebagainya.
Prinsip pencegahan atau penanganan obesitas adalah dengan pembatasan kalori, di mana kalori yang masuk harus lebih rendah daripada kalori yang keluar. Pembatasan kalori ini dapat dilakukan dengan membatasi asupan makanan, yang dapat dibantu dengan berkonsultasi pada spesialis gizi klinis atau ahli gizi. Sementara itu, kalori keluar dapat ditingkatkan melalui aktivitas fisik atau olahraga.
Pada kasus obesitas, individu yang ingin berolahraga sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu, terutama untuk mendeteksi apakah ada masalah pada jantung. Setelah dinyatakan aman dan fit untuk berolahraga, penderita obesitas disarankan untuk melakukan latihan aerobik atau latihan beban. Latihan aerobik adalah jenis olahraga yang bergantung pada proses pembentukan energi dengan oksigen (aerobik) dan berfokus pada peningkatan kebugaran jantung-paru. Latihan aerobik berintensitas rendah, seperti berenang, bersepeda, atau berjalan kaki, sangat disarankan untuk mengurangi beban pada sendi lutut. Hindari lari atau lompat hingga berat badan mencapai tingkat yang lebih rendah. Frekuensi olahraga disarankan 4-5 kali/minggu, dengan intensitas sedang dan durasi 30–60 menit.
Latihan beban, terutama pada otot-otot besar (kaki, bokong, lengan, dada, punggung, dan bahu), juga sangat dianjurkan bagi penderita obesitas, di mana latihan beban akan membantu menggunakan energi melalui kontraksi otot rangka yang lebih besar. Melalui latihan beban, lemak akan digantikan oleh otot, sehingga memperbaiki bentuk tubuh dan meningkatkan rasa percaya diri. Frekuensi latihan beban dapat dilakukan 2-3 kali/minggu dengan intensitas sedang dan volume minimal 2 set x 10 repetisi untuk setiap gerakan.
Ditulis oleh Tim Medis Seraphim