"Semua penyakit berawal dari usus," ujar Hippocrates, bapak kedokteran modern, dan dua ribu tahun kemudian, gagasan ini masih relevan. Usus adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh, dan menjaga kesehatan usus sangat penting mengingat perannya dalam sistem kekebalan, kesehatan mental, penyakit autoimun, kondisi kulit, kanker, dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Mikrobioma usus terdiri dari triliunan bakteri yang melapisi saluran pencernaan dan berfungsi dalam keseimbangan yang rumit. Gangguan keseimbangan ini, baik akibat paparan bakteri berbahaya atau sebab lain, disebut disbiosis, yang memunculkan berbagai gangguan kesehatan fisik dan mental. Selain itu, bakteri di sepanjang lapisan usus berfungsi sebagai penghalang ketat yang mengontrol apa yang masuk ke aliran darah. Usus yang tidak sehat dapat memungkinkan protein dari makanan yang tidak tercerna, racun, dan bakteri masuk ke dalam aliran darah, memicu respons autoimun yang dikenal sebagai "usus bocor." Demikian juga, Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO) adalah contoh gangguan kesehatan terkait usus yang terjadi ketika bakteri yang seharusnya ada di bagian lain dari saluran pencernaan ditemukan di usus kecil. Usus yang tidak sehat dapat memunculkan berbagai gejala, berikut beberapa tanda yang paling umum diperhatikan:
1. Masalah Pencernaan
Ketidaknyamanan setelah makan, seperti kembung, sembelit, gas berlebihan, diare, dan mulas bisa menjadi tanda kesehatan usus yang buruk. Ketika mikrobioma usus berfungsi seimbang, proses pencernaan dan pengeluaran limbah akan berjalan lancar tanpa efek samping yang mengganggu. Masalah pencernaan ini juga mungkin terkait dengan intoleransi atau sensitivitas makanan di mana mikrobioma usus tidak mampu memecah makanan dengan benar. Protein dari makanan yang tidak tercerna masuk ke aliran darah akibat "usus bocor," yang memicu masalah pencernaan dan bisa menyebabkan kebingungan mental (brain fog) serta migrain.
2. Gangguan Tidur & Kelelahan
Insomnia, kualitas tidur yang buruk, dan rasa lelah terus-menerus dapat terkait dengan kesehatan usus yang buruk, karena sekitar 90% hormon serotonin diproduksi oleh usus. Serotonin, yang dikenal sebagai “hormon bahagia,” berperan dalam regulasi suasana hati serta siklus tidur-bangun (ritme sirkadian). Kekurangan produksi serotonin dapat mengganggu pola tidur dan berdampak pada interaksi kompleks antara hormon dan neurotransmiter seperti melatonin, kortisol, serotonin, dan dopamin yang mengatur tidur, kewaspadaan, serta kemampuan untuk merasa segar.
3. Perubahan Suasana Hati, Kecemasan & Depresi
Kemunculan gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan tanpa pemicu yang jelas bisa menjadi tanda bahwa kesehatan usus perlu diperiksa lebih lanjut. Penelitian menunjukkan bahwa triliunan bakteri di usus memainkan peran penting dalam komunikasi antara usus dan otak, yang memengaruhi jalur neural, imun, dan endokrin yang berdampak pada fungsi psikologis. Ketika mikrobioma usus kekurangan bakteri baik yang meningkatkan kesejahteraan mental, hal ini dapat memicu perasaan stres, kecemasan, dan depresi serta memperburuk gejala gangguan mental lainnya.
4. Ruam Kulit & Iritasi
Ruam kulit dan iritasi seperti eksim, dermatitis, rosacea, jerawat, dan psoriasis bisa terkait dengan kesehatan usus yang buruk, mengingat kaitan erat antara sistem pencernaan, otak, dan kulit. Kesehatan usus yang buruk sering menjadi penyebab jerawat, karena sekitar 40% penderita jerawat memiliki kadar asam lambung yang rendah sehingga sulit memecah protein, menyebabkan peradangan sistemik di tubuh dan kulit. Selain itu, sebuah studi menunjukkan bahwa penderita rosacea sepuluh kali lebih mungkin memiliki SIBO dibandingkan mereka yang tidak menderita rosacea, dan pengobatan SIBO dapat secara signifikan mengurangi kondisi kulit ini.
5. Kondisi Autoimun
Penelitian ilmiah semakin menunjukkan kaitan kompleks antara kesehatan usus dan sistem kekebalan. Ketidakseimbangan flora usus dapat menyebabkan peradangan sistemik yang menghambat fungsi optimal sistem kekebalan, sehingga berpotensi memicu kondisi autoimun di mana pertahanan tubuh menyerang sel-sel sendiri. Kondisi seperti rheumatoid arthritis, penyakit celiac, serta infeksi berulang seperti infeksi jamur bisa menjadi indikasi disbiosis atau usus bocor.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, pemeriksaan kesehatan usus oleh tenaga medis profesional adalah langkah terbaik untuk mengetahui penyebabnya. Kesehatan usus yang buruk dapat diperbaiki melalui perubahan pola makan, identifikasi sensitivitas makanan, serta penggunaan probiotik yang berfungsi menyeimbangkan bakteri baik di usus Anda.
Di Seraphim Medical Center, tim ahli kami, termasuk Dokter dan Ahli Gizi, siap membantu Anda dalam mengetahui penyebab utama gejala Anda melalui uji laboratorium yang relevan dan memberikan saran pengobatan yang tepat untuk membantu Anda merasa lebih sehat dan bahagia.