Penggunaan awal Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) dimulai dengan upaya untuk mengurangi masalah pernapasan yang dialami oleh penduduk kota besar selama Revolusi Industri. Studi ini merujuk pada sejarah penggunaan oksigen hiperbarik untuk tujuan terapeutik, fisik, fisiologis, dan patofisiologis dapat mendukung penggunaannya dalam berbagai proses morbid. HBOT merupakan area yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, dan penggunaannya dalam banyak kondisi kurang didukung oleh bukti dan uji klinis yang terkontrol, sehingga hasilnya kurang menunjukan manfaat pengobatan ini yang sebenarnya secara signifikan lebih unggul dibandingkan dengan terapi lainnya. Secara ilmiah, terapi ini efektif digunakan dalam proses patologis pada kasus hipoperfusi, infeksi, iskemia, atau infark, baik yang bersifat akut maupun kronis.
Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) adalah pengobatan medis yang telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan, seperti penyakit dekompresi, keracunan karbon monoksida, dan infeksi klostridia. Terapi ini juga diketahui dapat meningkatkan penyembuhan luka. Seiring waktu, kemajuan telah dicapai dalam terapi ini, yang telah meningkatkan efektivitasnya dalam menyembuhkan dan mengobati kondisi lain seperti autisme, sindrom kompartemen, luka bakar, radang dingin, dan kehilangan pendengaran sensorineural.
Terapi hiperbarik bekerja melalui inhalasi konsentrasi tinggi oksigen dalam ruang bertekanan. Selama terapi, sejumlah oksigen yang terlarut dalam plasma diberikan dengan kadar yang dapat mencapai dan melebihi 20 kali lipat dari udara ruangan pada tekanan atmosfer normal. Plasma kaya oksigen kemudian diangkut ke jaringan yang mengalami hipoksia atau iskemia untuk mencegah angiogenesis, dan edema memiliki kemampuan untuk memengaruhi respons imun dan sistem kekebalan tubuh. Oksigen, seperti gas lainnya, bereaksi terhadap tekanan dan dekompresi; dengan meningkatkan konsentrasi oksigen melalui kelarutan gas di bawah tekanan, gradien difusinya diperkuat, yang memungkinkan penetrasi ke jaringan yang dalam. Prinsip inilah yang membuat pengobatan dengan oksigen hiperbarik membantu memperbaiki jaringan yang mengalami perfusi buruk, hipoksia, iskemia, infark, atau nekrosis. Oksigenasi yang optimal memungkinkan proses pemulihan jaringan.
Terapi Oksigen Hiperbarik dapat menjadi terapi tambahan yang efektif dalam mengobati patologi mendasar yang melibatkan proses hipoperfusi, infeksi, iskemia, atau infark. Jika digunakan dengan tepat, terapi ini dapat membantu pasien pulih lebih cepat dan mengalami gejala yang lebih sedikit. Penting untuk mengevaluasi efektivitas terapi ini secara kasus per kasus. Pemulihan juga sama pentingnya dengan sensitivitas atau fungsi, yang secara langsung memengaruhi kualitas hidup, sosialisasi, dan produktivitas pasien.
Kamar hiperbarik terdiri dari dua jenis:
Pada kamar tunggal, peningkatan oksigen dan tekanan bersifat sistemik, sedangkan pada kamar multi, tekanan diberikan dengan udara, dan oksigen disuplai kepada pasien melalui masker, helm, atau selang endotrakeal, tergantung pada kasusnya. Terapi Oksigen Hiperbarik menggambarkan seseorang yang bernapas 100% oksigen murni pada tekanan yang lebih tinggi daripada permukaan laut selama waktu tertentu. Waktu pengobatan berkisar antara 1,5–2 jam, tergantung pada indikasi, dan dapat dilakukan 1–3 kali sehari hingga kondisi pasien membaik dan pulih.
Pneumotoraks yang tidak diobati merupakan kontraindikasi mutlak untuk pengobatan hiperbarik. Selain itu, pasien yang menggunakan agen kemoterapi tertentu seperti Adriamycin, Cisplatinum, atau Antabus relatif kontraindikasi.
Disusun oleh Tim Medis Seraphim.